youtube

Saturday, May 11, 2013

Pendakian Merapi #3


Tanggal 23 – 24 Maret 2013 aku kembali mencoba menaklukan puncak merapi yang terlihat menantang ketika cuaca cerah. Ya, memang aku melihat puncak merapi begitu cerah akhir-akhir ini. Membuat diriku ingin sekali menapakkan kaki di puncak tertingginya. Namun ketika aku mencoba menaklukannya selalu saja gagal sebab cuaca yang mendadak berubah, mungkin karena kedatanganku.

Oke, pendakianku kali ini pun aku lakukan dengan persiapan yang boleh dibilang sangat singkat seperti biasanya *singkat tanpa wacana :D*. Bayangkan saja kami sepakat ndaki jam dua sore dan jam tujuh malam kita langsung berangkat. Berharap dengan persiapan yang singkat ini, dapat menjejakkan kaki di puncak.

Kami berkumpul di sekretariat Palaci seusai shalat ishak. Awalnya yang hendak ikut ada enam orang namun mretheli satu per satu karena berbagai alasan mereka. Akhirnya kami  hanya bertiga, aku, Ibnu dan Najib. Kami langsung cus dari sekre Palaci sekitar pukul tujuh malam dengan menggunakan dua motor, tak lupa kami membawa bendera kebanggaan Palaci dan membuat tulisan-tulisan di kertas untuk difoto di puncak *ngorel :D*.

Sekitar jam sepuluh malam kami tiba di basecamp New Selo, Boyolali. Ternyata sudah tutup hingga memaksaku untuk menggedor pintu belakang pemilik basecamp dan membuat sang pemilik basecamp terkesan jengkel, mungkin karena sudah ngantuk. Segera kami masuk dan mengurus administrasi, membongkar isi tas dan mengambil kompor serta nesting untuk membuat minuman hangat. Memang begitu dingin udara di basecamp pendakian karena letak geografisnya yang sudah berada di ketinggian. Kami memutuskan untuk mulai mendaki jam satu pagi dan kami pun tidur sejenak di basecamp untuk melepas lelah akibat perjalanan panjang.

Jam dua pagi, kami mulai berangkat dari basecamp. Molor dari target awal jam satu karena alarm tidak mampu membangunkan kami. Sebelumnya kami mempacking ulang isi tas untuk meminimalisir besar dan berat tas.

Pendakian dimulai dengan doa bersama di basecamp memohon perlindungan Tuhan agar senantiasa diberi keselamatan dan dapat kembali dengan selamat. Awalnya kami berjalan sangat cepat hingga membuat nafas kami tersengal-sengal *ini sebuah kesalahan*. Hingga kami harus beristirahat di gardu pandang New Selo sekaligus beradaptasi dengan cuaca yang dingin. Kami melanjutkan perjalanan, aku mengambil posisi paling di paling depan untuk membuka dan menunjukkan jalan *wegah ketinggalan :D* Belum ada berjalan seratus meter, senter biru ku pun bermasalah hingga akhirnya aku harus mengganti baterenya. Untung saja aku nemu batere di kantong tas, bayangkan kalo nggak, mungkin akan bergelap-gelapan :D.

Sepanjang pendakian cuaca sangat cerah, tanpa awan mendung yang berarti. Bahkan secara samar-samar nampak Gunung Merbabu menjulang di samping trek pendakian kami. Kami sangat bersyukur dan tidak berhenti berdoa agar cuaca cerah tersebut dapat tetap bertahan hingga kami di puncak. Kami menoleh ke atas, di langit nampak jutaan bintang bertaburan dan sesekali terlihat bintang berpindah atau bintang jatuh.

Dari rencana awal untuk berjalan pelan-pelan ternyata terlupakan. Tanpa sadar kami berjalan sangat cepat hingga akhirnya jam setengah lima pagi kami mulai memasuki daerah jarang vegetasi. Di kejauhan nampak puncak Merapi yang menantang dengan sesekali terdapat kerlipan cahaya senter yang berasal dari pendaki yang sudah berhasil mencapai puncak.

Sekitar jam lima pagi ternyata kami sudah sampai di pasar bubrah. Awalnya ku kira tempat itu adalah gua dimana aku dulu berlindung saat badai, ternyata sudah pasar bubrah yang merupakan daerah datar terakhir sebelum puncak merapi. Segera kami membongkar tas, mengeluarkan tenda dome dan mendirikannya.

Sempat kecewa dengan posisi tenda dome kami, karena secara tidak sadar kami membuat tenda membelakangi bukit pasir raksasa sehingga menutupi sunrise hingga terpaksanya kami harus berjalan balik ke arah bawah untuk dapat menikmati sunrise. Yuhuuuu, kami pun mendapat sunrise. Menakjubkan, berikut dokumentasi yang berhasil diabadikan :D








Tak lupa berdoa berharap keselamatan dan kesuksesan :)



Usai berfoto dan berdoa, jam enam pagi kami segera mulai berjalan menuju puncak. Kali ini trek yang dilalui benar-benar menguras tenaga dan pikiran. Benar saja, trek menuju puncak adalah pasir dan batuan-batuan labil, naik dua langkah pasti mlorot satu langkah sehingga menghabiskan tenaga. Tidak hanya itu, terkadang batu yang diinjak teman di depan kita pun menggelinding ke bawah sehingga kita harus berpikir agar tidak terkena glundhungan batu yang berbahaya. Tak jarang kami harus berjalan dengan jarak yang sangat jauh dan terkadang sesukanya sendiri membuat jalan :D.

Jam setengah delapan kami tiba di puncak. Rasa lelah seperti luntur begitu saja terkalahkan oleh pemandangan di puncak. Sesekali bau belerang yang sangat menyengat mengganggu pernapasan hingga terkadang membuatku batuk dan terpaksa menggunakan masker. Di puncak, kami bertemu dengan teman pendaki dari SMK Temanggung, Teguh Santoso :D.

Segera kami berfoto di puncak!







Karena sudah semakin siang dan panas, kami segera meluncur turun menuju tenda dome yang kami dirikan untuk menaruh tas. Kami turun dengan teknik merosot karena kalau jalan malah jauh lebih berbahaya. Tidak sampai 30menit kami sudah sampai kembali di pasar bubrah. Sangat berbeda dengan perjalanan naik yang memakan waktu hingga satu setengah jam. Kami segera masak perbekalan, bongkar tenda dan meluncur ke bawah.

Perjalanan turun jauh lebih cepat dari perjalanan naik, sehingga sekitar jam dua belas kami sudah sampai di basecamp dan segera kembali ke sekretariat Palaci di SMA N 8 Yogyakarta.

Keesokan harinya kami mendengar kabar yang tidak enak. Beberapa pendaki merapi tewas karena kedinginan di puncak. Kami mengira kalau pendaki tersebut adalah teman yang kita temui kemarin, ternyata bukan. Syukurlah..

MERAPI à DONE