Hallo, setelah lama aku
nggak nulis di blog ini karna gada bahan buat ditulis sekarang aku punya bahan tulisan
yang bisa jadi sangat sangat panjang sekali. Ya, itulah perjalananku bersama enam
orang temanku menapaki puncak gunung naungan Dewi Anjani, apalagi kalau bukan
Gunung Rinjani yang terdapat di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Sebelumnya
aku kenalin dulu nih, gunung rinjani adalah gunung api tertinggi kedua di
Indonesia setelah dikalahkan oleh gunung Kerinci di Pulau Sumatera. Tingginya
hanya 3726mdpl. Namun, pesona alam gunung rinjani memiliki keeksotisannya
sendiri. Terutama bentang alamnya yang berupa danau vulkanik yang diberi nama
segara anak dan pemandian air panasnya Aik Kalak.
Well,
perjalanan panjangku ini emang udah aku planin sama temen-temenku sejak setahun
lalu, dengan harapan kita bisa nabung dulu agar bisa berangkat (No wacana!!!). Sampai-sampai
udah ditulis di sekretariat pecinta alam Palaci “bar UN Rinjani”. Semua bermula
dari keinginan kami anggota Palaci untuk menjamah gunung di luar Pulau Jawa.
-Hari
H Ujian Nasional tingkat SMA-
Akhirnya
UN kita selesai, kita lupain sejenak hasil UN buat refreshing. Pas UN kita dah
selesai, kita sering-sering ngumpul buat bahas perjalanan ini. Mulai dari rencana
anggaran, logistik makanan, peralatan pendakian, peserta yang ngikut,
pendamping, transport, menu makan, cara ngirit, dll semuanya pokoknya dibahas
tiap ketemu. Kita selalu nyempetin juga ke basecamp pembimbing kami untuk
mengajak pendamping biar bisa naik bareng kita. Tapi tetap saja sulit untuk
mencari seorang pendamping yang bisa menemani kita hingga akhirnya kita sempet
berpikir untuk memakai jasa porter.
Setelah
perundingan berkali-kali, fix akhirnya kita berangkat tanpa pendamping karena
tidak ada pembimbing yang bisa mendampingi kami. Namun kita puter akal, kita
mutusin buat nyewa porter saja sebagai pengganti pendamping sekaligus
mempermudah perjalanan kita.
DOEENG..
hari yang ditunggu pun telah tiba, 29 April 2014 jam 10 pagi. Awalnya kita
janjian kumpul di rumah Benu buat bantingan uang dan belanja logistik
kebutuhan. Namun karna rumahku jauh, aku nggak dateng nih *rapenting* hhe. Jadi
hanya beberapa orang aja yang belanja, mana yang dibelanjain juga ternyata
hanya sedikit, sarden beberapa kaleng, sosis, nugget, dan yang aku heran mereka
beli abon cuma seplastik kecil mungkin hanya ukuran 100gr, padahal itu buat
7orang. Tapi akhirnya ini abon juga nggak dimakan.
Masih
29 April 2014, jam 19.00 kita janjian ngumpul lagi sekalian fixin barang
bawaan, packing dan nginep di rumah Benu agar besok berangkatnya mudah. Sepakat
kita hanya bawa barang bawaan berupa pakaian ganti, logistik makanan, air, dan
peralatan standar mendaki gunung, dome dll. Kita berangkat tanpa bawa kompor
dan alat masak, soalnya kita dah nyewa alat-alat itu dari porternya. Lumayanlah
buat ngurangin berat perjalanan ke lombok bisa diganti dengan makanan-makanan
kecil.
30
April 2014, pagi-pagi kita dah bangun, lanjut solat, sarapan, mandi dan final
checklist. Segera barang kita naikkan ke pickup, dan setelah semuanya beres
kita langsung cus ke stasiun jam setengah tujuh pagi biar nggak kesusu pas naik
keretanya. Kita langsung check in, foto-foto dan masuk ke kereta. Tuut...
tuut... tuttt, jam 7.45 kereta kita Sri Tanjung tujuan Banyuwangi yang kami
tumpangi berangkat. Sayangnya tempat duduk kita di kereta nggak bisa nyatu,
jadi mencar-mencar mana aku sendirian dan depanku ada ibu-ibu fashionista,
sempet-sempetnya nih ibu make cat kuku di kereta dan selfy di setiap stasiun
pemberhentian -_- Berjam-jam bokong kita buat duduk, nglangut menikmati
perjalanan panjang ditambah panas yang luar biasa menemani perjalanan kami.
Kereta kami ini nyampe Stasiun Banyuwangi Baru sekitar jam 20.50 dengan biaya Rp
50.000, - saja. Hehe, buat tips aja nih: bawa novel, bantal, laptop, kartu atau
apalah buat ngisi waktu 12jam lebih di dalam kereta yang berjalan, bosen banget
nek nggak bawa apa apa. Ngobrol sama sebelah bisa dilakukan kalo pas sebelah
kita juga enak diajak ngobrol. Bawa pacar juga boleh juga, biar ndak bosen di
kereta :D Makanan usahain bawa dari rumah buat ngirit pengeluaran, cos makanan
di dalem kereta agak nguras dompet. Bawa popmie, sama water heater juga bisa
soalnya di keretanya ada colokan listriknya.
Jam
20.55 kita nyampe Stasiun Banyuwangi Baru. Langsung deh foto-foto lagi tanpa
nunggu lama kita langsung jalan keluar menuju ke Pelabuhan Ketapang yang
jaraknya sangat dekat dengan stasiun tersebut. Yaaa, kurang lebih 1kilometer,
lumayanlah buat pemanasan sebelum jalan panjang di gunung. Antre tiket kapal di
loket, dan kita beruntung cuaca bersahabat dan ada kapal yang sedang bersandar,
jadi kita langsung aja ke kapal tanpa nunggu lama dan langsung berangkat. Harga
tiketnya lumayan murah nih 6.500 rupiah saja per orang. Tips lagi nih, minum
antimo sebelum naik kapal biar nggak mabuk laut sama bawa makanan dari bawah.
Beli makanan di kapal bisa bikin dompet langsung bener-bener tinggal isi angin
doang.
Jam
23.50 kita dah nyampe di Gilimanuk, perjalanan hanya beberapa menit namun
menjadi 2jam soalnya ada pergantian dari WIB ke WITA. Dari sini kita langsung
turun menuju ke terminal buat nyari bus yang langsung ke Pelabuhan Padangbai.
Lagi-lagi untung, kita ketemu sama rombongan yang mau ke Rinjani juga, jadi
kita langsung bergabung menuju satu bus dan bus langsung berangkat. Disini lah
yang aku nggak suka, tarif bus nya nggak jelas. Kata orang bisa hanya 30.000
tapi nyatanya kita dapet 55.000 padahal kita semua dah ngotot nego dengan
berbagai macam cara dan kata-kata yang keluar dari mulut. Padahal kalo di Jawa
harga segitu dah dapet Efisiensi Jogja-Purwokerto, wkwkk. Gapapalah, 55.000
lepas deh, yang penting nyampe Padangbai. Perjalanan ke Padangbai ini kami
nikmati dengan tidur di dalam bus. Sebenernya perjalanannya bisa lebih ngirit
lagi kalo naik truk ekspedisi, tapi aku nyari di dek bawah nggak ada truk gede.
Jam
5 pagi, kita nyampe di pelabuhan Padangbai. Tanpa basa basi kita langsung cari
warung dan beli persediaan bekal buat di kapal. Nggak main-main, perjalanan
Padangbai – Lembar adalah 5 jam perjalanan laut. Kalau nggak beli makan bisa
kelaparan dan njebolin dompet lagi di kapal. Akhirnya kita nyebrang pukul 6
pagi dan nyampe Lembar sekitar pukul 12 siang. Di kapal ini kita dapet
pengalaman apes. Why?? Kita duduk milih tempat di sayap timur kapal, padahal
kalau pagi matahari masih berada dari sebelah timur. Jadi, so pasti sepanjang
perjalanan laut ini kita bagaikan ikan asin yang sedang dalam penjemuran. Ohya,
penyeberangan dari Padangbai meniju Lembar dipatok biaya 40.000 rupiah. Cukup
mahal namun sebanding dengan jarak penyeberangannya yang lumayan bikin kepala
bergoyang.
Jeng
jeng jengggg, jam 12 siang akhirnya untuk pertama kalinya aku menjejakkan kaki
di pulau Lombok. Segera kami mencari jemputan kami menuju Ampenan, rumah saudar
temanku yang akan kita jadikan basecamp selama kita di Lombok. namun ternyata
belum kunjung muncul juga. Kami terus berjalan dibawah terik matahari yang
sangat menyengat, puanaaaas pwooll, hingga akhirnya kita menemukan Indomerat.
Nemu Indomerat disini bagai menemukan surga. Tempat yang adem, dan harga barang
yang tidak jauh berbeda dengan di pulau Jawa. Soalnya kalo di Lombok
harga-harga barang bisa selisih beberapa rupiah dengan di Pulau Jawa. Jemputan
pun datang, dengan segera kita menata barang dan posisi tubuh agar muat masuk
dan terangkut semua. Mobil terasa full sekali, diisi 9 orang dengan tujuh tas
carier ukuran 60 dengan mobil avanza. Gapapalah, kebersamaan kita sangat terasa
disini. Dan bukan cuma kebersamaan, kesemutan dan kepanasan pun juga ikut bersama
kami.
Kami pun sampai di Basecamp Pulau Lombok kami di daerah
Ampenan, Lombok Barat. Segera kita rehat, jalan cari makan dan beristirahat
untuk perjalanan selanjutnya... #1
Total perjalanan berangkat memakan biaya Rp 156.500, - . Itu diluar biaya makan
dan angkot di Lombok. Kalo ditambah angkot di Lombok kurang lebih nambah Rp
30.000, -
No comments:
Post a Comment